Kamis, 03 Mei 2012

GLOBAL CONVEYOR BELT ARUS SABUK DUNIA


Dinamika Atmosfer Lautan
Ada dua hal penting yang perlu diketahuii dalam dinamika atmosfer lautan yang merupakan potensi utama dalam menentukan karakter lautan itu sendiri, yaitu :
1.      Perlu dipahami bahwa dinamika di laut sangat dipengaruhi oleh adanya sirkulasi laut global yang melalui wilayah Indonesia.
2.      Adanya sirkulasi atmosfer yang bersifat musiman sehingga terjadi sirkulasi yang terus-menerus sepanjang tahun secara bolak balik
  
     








Mekanisme Terjadinnya Global Conveyor Belt
Arus yang  bersama-sama membentuk arus sabuk dunia, juga disebut sirkulasi termohalin.
Kata "termohalin" adalah gabungan dari istilah yang mengacu pada "panas" (thermo) dan "salinitas" (haline). Gerakan air yang paling tengah dan dalam di laut ini didorong oleh perubahan panas dan salinitas, yang keduanya mempengaruhi densitas. Ini pergerakan global conveyor belt yang menunjukkan pola sirkulasi umum dari laut, dimana air tenggelam di Laut GIN (Greenland, Islandia, Norwegia) wilayah Atlantik Utara, menjadi dingin dan perjalanan di seluruh dunia, di beberapa tempat naik ke permukaan sebagai penghangatan. Sama seperti suasana dan cuaca, lautan terus "mencari" keseimbangan dengan mengangkut air hangat dari daerah tropis ke kutub dan air dingin dari kutub ke daerah tropis.
Sirkulasi global yang dikenal dengan  the Great Conveyor Belt  melalui wilayah perairan Indonesia dikenal sebagai arus lintas Indonesia (Arlindo).
Arlindo merupakan aliran arus terus-menerus dari Samudra Pasifik ke Samudra Indonesia sebagai saluran air permukaan hangat yang mengumpul di utara Pulau Halmahera-Papua. Oleh karena itu, perairan ini memerankan permainan penting dalam dinamika iklim dan cuaca  dunia. Perairan Utara Halmahera-Papua merupakan perairan yang memiliki karakteristik massa air yang berbeda dengan perairan wilayah Indonesia lainnya.
Hal ini disebabkan oleh letak geografis perairan tersebut yang terbuka dengan Samudra Pasifik. Pada wilayah ini angin pasat yang mantap (steady) terjadi sepanjang tahun. Di sepanjang perairan tropis Pasifik  angin pasat ini menyeret massa air  hangat  tropis ke bagian barat samudra dan  selanjutnya mengumpul di wilayah tropis barat Samudera Pasifik (perairan utara Irian). Oleh karena itu wilayah perairan ini dikenal dengan kolam air hangat (warm pool).
Kondisi ini menyebabkan tinggi muka laut rata-rata perairan tropis barat Pasifik lebih tinggi dibanding tinggi muka laut rata-rata di Samudera Hindia. Air permukaan ini kemudian masuk ke perairan nusantara yang selanjutnya disebut Arus Lintas Indonesia (Arlindo). Massa air ini  dikenal memiliki suhu hangat (diatas 29ÂșC) dan berkadar garam rendah (kurang dari 32 %o). Hal ini sangat berbeda dengan air Samudera Hindia yang relatif lebih dingin dan berkadar garam tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar