Banyaknya pengusaha yang sukses
dari usaha budidaya ikan, membuat usaha budidaya ikan semakin menjamur dan
banyak digemari banyak orang. Sehingga banyak dari masyarakat yang mulai
mendirikan usaha budidaya ikan. Namun karena ketidak tahuan mengenai langkah
awal yang dilakukan sebelum melakukan proses budidaya ikan, banyak dari mereka
yang gagal di saat pemanenan. Dari hal ini dapat diketahui bahwa banyak orang
awam yang tidak mengetahui secara pasti cara atau proses sebelum melakukan
usaha budidaya ikan yang benar, salah satunya adalah persiapan kolam ikan
sebelum mulai dipakai untuk budidaya ikan. Sebelum memulai menggunakan kolam
yang akan digunakan untuk budidaya ikan, diperlukan dahulu persiapan kolam.
Persiapan perlu dilakukan untuk
meningkatkan daya dukung kolam sehingga ikan yang dibudidayakan tingkat
mortalitas rendah dan pertumbuhan ikan dapat cepat sehingga panen lebih cepatf.
Persiapan kolam dilakukan sebelum penebaran benih dikolam.
Dengan dibuatnya makalah mengenai
“Persiapan Kolam” ini diharapkan masyarakat yang ingin melakukan usaha budidaya
ikan pada kolam beton dapat mengetahui langkah-langkah yang akan dilakukan agar
memperolah hasil yang baik dan maksimal.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Rahayu Budiati (2010) proses pengolahan
lahan (pada kolam tanah) meliputi:
1. Pengeringan
Tahap pengeringan bertujuan untuk
meningkatkan produksi, memperbaiki pematang, salah satu bentuk kontrol alami
terhadap pengganggu ataupun predator, menyebabkan terjadinya
mineralisasi dari kandungan organik dan mengoksidasi asam organik, dan dapat
menguapkan racun-racun yang ada di kolam budidaya sebelumnya, dimungkinkan
berasal dari sisa pakan, feses. Pengeringan meningkatkan pH tanah, pengeringan
dasar kolam yang dilakukan para pembudidaya kampung lele dilakukan selama 2 – 3
hari, tetapi saat cuaca tidak mendukung seperti pada musim hujan maka
pengeringan tidak dilakukan tetapi dapat dimanipulasi dengan penaburan kapur
yang salah satu fungsinya adalah mematikan hama, stabilisator pH tanah dan air
sehingga dapat meningkatkan produksi sama seperti fungsi pengeringan.
2.
Membersihkan lumpur dan sampah
Lumpur yang menumpuk didasar kolam
dibuang digunakan untuk menutupi kebocoran yang ada pada dinding kolam dan
memperkuat pematang kolam. Kolam jenis permanen dibersihkan lumut yang menempel
pada dinding dan dasar kolam, selain itu biasanya pada kolam permanen banyak
remis atau bekicot yang menempel pada dinding kolam.
Kegiatan pembersihan lumpur dan
sampah selesai dilakukan maka kolam di isi air sedalam 1 meter. Kedalaman kolam
1 meter bertujuan supaya suhu air dalam kolam tidak fluktuatif sehingga ikan
tidak mudah stress yang mengakibatkan serangan penyakit dan kematian.
3.
Pengapuran
Pengapuran merupakan persiapan kolam
yang digunakan untuk mematikan hama dan parasit ikan, stabilisator pH tanah dan
air, menaikkan alkalinitas, kesadahan dan ketersediaan unsur P. kebutuhan kapur
CaCo3 pada kolam budidaya dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
pH akhir – pH awal X 0,16 .
0,1
Pembudidaya di kampung lele
tidak melakukan pengapuran karena jenis tanah yang ada dikampung lele sudah
cukup baik untuk pertumbuhan lele. Pengapuran harus dilakukan pada suatu
kolam budidaya yang menggunakan jenis tanah gambut. Tanah gambut memiliki ciri
yaitu KTK (kapasitas tukar kation) sangat tinggi, tetapi persentase kejenuhan
basa sangat rendah, sehingga menyulitkan penyerapan hara. Kondisi
tersebut tidak menunjang kemudahan penyediaan hara yang memadai untuk kebutuhan
hara phytoplankton. Ketersediaan beberapa unsur hara dapat ditingkatkan dengan
cara meningkatkan proses pelapukan bahan organik tanah gambut. Oleh karena itu,
pengelolaan tanah gambut untuk pertanian dan perikanan perlu penanganan khusus
karena tidak hanya masalah rendahnya ketersediaan hara, tetapi juga masalah
sifat racun dari asam-asam organik. (Astuti, 2008)
4.
Pemupukan
Pemupukan kolam pada prinsipnya
adalah untuk menyuburkan air, dengan terbentuknya pakan alami dan pupuk dapat
menjaga kesetimbangan air agar fluktuasi komponen perairan tidak besar.
Kesuburan perairan ditandai dengan air yang telah berwarna hijau cerah.
Kegiatan pemupukan bertujuan antara lain :
- Penumbuhan phytoplankton dan zooplankton
- Menciptakan suhu, pH yang konstan dengan indikasi perubahan warna air hijau cerah
- Menciptakan keseimbangan ekosistem bio aquatic yang berfungsi sebagai penyediaan pakan alami untuk starter maupun bakteri decomposer.
Pupuk yang digunakan berasal dari
pupuk kandang atau kotoran hewan. Pupuk kandang digolongkan dalam dua jenis
yaitu pupuk yang bersifat panas dan pupuk bersifat dingin. Pupuk kandang
bersifat panas dinamakan demikian karena jenis pupuk ini lebih cepat terurai
oleh jasad renik dan menimbulkan panas, seringkali penguraian tersebut tidak
terjadi secara sempurna atau tidak terurai dengan baik yang merubah bahan
organik sisa tersebut menjadi gas, dampaknya terhadap kondisi kolam adalah
timbulnya panas berlebih yang dapat membunuh ikan. Pupuk kadang panas sebaiknya
harus melalui dekomposisi secara baik yaitu melalui jalan penjemuran sampai kering.
Kotoran kambing, domba dan kuda termasuk kedalam jenis pupuk panas. Pupuk yang
kedua adalah pupuk dingin seperti kotoran babi, sapi, kotoran ayam dan kerbau.
Jenis pupuk dingin mengalami penguraian secara lambat yang menghindarkannya
dari panas berlebih. Tetapi sebagaimana pupuk panas, pupuk dinginpun harus
mengalami dekomposisi secara baik.
Pembudidaya kampung lele menggunakan
pupuk kotoran ayam, pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam memilki kadar
hara P yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang kotoran hewan yang
lain. Kotoran ayam lebih cepat terdekomposisi sehingga lebih cepat memberikan
respon untuk terbentuknya plankton dalam air yang digunakan sebagai pakan alami
oleh ikan.
Pemupukan dilakukan 2 hari sebelum
penebaran benih dengan dosis tiap kolam bervolume 60 m3, maka pupuk
setengah karung ± 25 kg pupuk. Pemupukan tidak harus dilakukan 2 hari sebelum
penebaran jika kondisi mendesak misal karena benih sudah ada dan siap untuk
ditebar maka sebagai starter awal untuk benih maka menggunakan 1/3 dari air
budidaya sebelumnya. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan menebarkan langsung
ke air di dalam kolam atau pupuk ditaruh dalam wadah yang memiliki ventilasi
udara misal karung pakan, plastik yang di bolong kecil-kecil.
Pemupukan dalam satu kali budidaya
dilakukan satu kali pemberian pupuk yaitu pada awal budidaya, jika setelah
pupuk tidak berfungsi lagi di dalam kolam untuk menumbuhkan pakan alami, maka
didalam kolam sudah dapat tergantikan oleh feses ikan lele sendiri. Feses
merupakan limbah organik yang bersifat biodegradable, yaitu senyawa yang mudah
diuraikan oleh mikroorganisme. Pemberian pupuk dapat dilakukan kembali pada
saat musim hujan jika terjadi hujan lebat karena apabila habis hujan lebat,
biasanya air dasar hangat, air permukaan dingin dan pH nya rendah, penebaran
pupuk yang bereaksi asam sangat membantu agar ikan tidak stress.
PEMBAHASAN
Persiapan tanah perlu dilakukan sebelum
memulai budidaya. Meliputi:
· Pengeringan
dan Pengolahan Tanah
· Pemberantasan
Hama
· Pemupukan
· Pengapuran
· Pengendalian
Gulma Air
Pengeringan dan
Pengolahan Tanah
Pengeringan dasar kolam
perlu dilakukan setelah panen, sebagai tindakan higienis seperti misalnya pada
waktu adanya penyakit ikan dan juga untuk oksidasi dan mineralisasi lumpur
sehingga menambah kesuburan tanah dan meningkat suplai nutrien ke dalam air
kolam.
Pengeringan
harus berlangsung sampai permukaan dasar kolam pecah-pecah. Selama pengeringan
perbaikan pematang, saluran pemasukan dan pengeluaran air dan kotak pemanenan
dapat dilaksanakan . Jika bahan organik yang terakumulasi didasar kolam banyak,
maka perlu dilakukan pembuangan lumpur organik
Pengeringan
berfungsi sebagai pembasmi hama dan pengurai bahan organik, sehingga dapat
mempercepat proses penumbuhan pakan alami melalui penyediaan hara dari hasil
proses mineralisasi. Pengeringan berfungsi juga untuk menghilangkan atau
mengurangi sebanyak mungkin produksi H2S, NH3 dan senyawa racun yang lain..
Lama
pengeringan bisa berlangsung 1-2 minggu tergantung dari kondisi lumpur dan
keadaan cuaca.
Pemberantasan hama
Pemberantasan hama dengan
obat-obatan kimia harus bersifat nonselektif dan mematikan hama serta tidak
meninggalkan residu beracun.
Pemupukan
Pemupukan tambak berguna untuk
menumbuhkan pakan alami. Dilakukan setelah tambak dikeringkan dan dikapur. Pupuk
organik disarankan karena berfungsi ganda yaitu dapat merangsang pertumbuhan
pakan alami dan memperbaiki struktur tanah.Pupuk kandang diberikan dengan
dosis 1-3 ton/ha. Pupuk anorganik juga
bisa digunakan dalam pemupukan. Biasa digunakan adalah campuran urea dan
TSP dengan perbandingan dosis 75-150
kg/ha urea dan 75-100 kg/ TSP.Pupuk anorganik lain adalah NPK untuk menumbuhkan
plankton dengan dosis N:P:K = 16:66:0
sebanyak 22kg/ha atau pupuk (NPK = 16:20:0) sebanyak 50 kg/ha.
Pengapuran
Pengapuran dilakukan dalam rangka
meningkatkan produktivitas kolam Pengaruh
pengapuran adalah untuk meningkatkan pH
lumpur dasar dan karenanya menambah tersedianya fosfor yang berasal dari pupuk ,
meningkatkan alkalinitas air dan menambah tersedianya CO2 untuk fotosintesis, meningkatkan
alkalinitas air dan karenanya menambah buffer air dalam menetralisir perubahan
pH harian yang umum terjadi di kolam eutrofik dengan air bersifat asam
Pengendalian
Gulma Air
Gulma air yang tumbuh bisa menjadi
pengganggu kegiatan budidaya.
Keberadaan
tumbuhan air bisa berdampak sbb:
·
Tidak terdapat makanan
di dasar
·
Bahan makanan diambil
oleh gulma sehingga tidak tersedia bagi ikan
·
Persediaan oksigen
menjadi kurang
·
Terjadi penurunan
produksi
·
Kolam menjadi kurang
baik untuk aktivitas pemberian pakan menggunakan rakit/perahu
Langkah
Pengendalian Gulma Air :
Ø Pengeringan
dan pengolahan tanaman dasar
Ø Pengendalian
secara mekanis dengan memotong dan menghilangkan gulma air secara langsung
Ø Pengendalian
kimiawi dengan herbisida seperti Natrium Trichloroacetat, 95% sebanyak 100-250
kg/ha
Ø Pengendalian
secara biologis dengan ikan Koan (Grass carp)
DAFTAR
PUSTAKA
tanggal
9 Mei 2012
Astuti, 2008.Persiapan Lahan Untuk Budidaya Ikan,
http://zuraidakusumastuti.blogspot.com,
diakses tanggal 9 Mei 2012