TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Alat Tangkap Purse Seine
Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar
dengan menggunakan tali kerut (purse line) yang terletak di
bagian bawah jaring. Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup
seperti pundi-pundi terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat
cincin dapat berukuran sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah
kapal. Biasanya purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa
bantuan kapal pembantu (Arman, 2011).
Menurut Ayodhyoa (1972), purse seine biasa
disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu
dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring
kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali
kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan
cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan
yang bergerombol (scholling) di permukaan laut. Oleh karena
itu, jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkappurse seine adalah
jenis-jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol seperti layang, lemuru,
kembung, sardinella, tuna. Ikan-ikan yang tertangkap dengan purse seine dikarenakan
gerombolan ikan tersebut dikurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang
oleh jaring dari dua arah, baik pergerakan ke samping maupun ke arah dalam.
2.2
Deskripsi
Alat Tangkap
Satu unit purse seine terdiri
dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu, echosounder, dsb). Bagian-bagian purse seine:
1.
Kantong
(bag, bunt)
2.
Badan
jaring
3.
Tepi
jaring
4.
Pelampung
(float)
5.
Tali pelampung (float
line)
6.
Sayap
(wing)
7.
Pemberat
(sinker, lead)
8.
Tali
penarik (purse line)
9.
Tali
cincin (purs ring)
10. Selvage (srampatan) (Fiqrin, 2010).
2.3
Teknik Operasi Dengan Mengejar
Gerombolan Ikan
1.
Pertama-tama harus menemukan gerombolan ikan.
Ciri-ciri adanya gerombolan ikan biasanya ditandai dengan:
·
Adanya perubahan warna air laut, karena gerombolan ikan berenang
dekat permukaan air.
·
Ikan-ikan melompat-lompat dekat permukaan.
·
Adanya buih-buih dekat permukaan laut akibat udara yang dikeluarkan ikan.
·
Burung-butung yang menukik dan menyambar di permukaan hal-hal tsb
diatas biasanya terjadi pada saat senja atau pagi hari
2.
Setelah
itu dilakukan pelingkaran jaring dengan menghadang arah renang ikan Pada waktu
melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan secepat mungkin,
dengan tujuan agar gerombolan ikan segera terkepung.
3.
Penarikan
tali kolor. Setelah kedua tepi jaring bertemu maka dilakukan penarikan tali
kolor dengan maksud untuk mencegah ikan agar tidak lari ke arah bawah jaring.
Sekarang ini penarikan tali kolor ada yang menggunakan roller.
4.
Penarikan
tubuh jaring, float line. Ini ditarik jika bagian bawah jaring telah tertutup,
dengan demikian semua pemberat telah berada di atas kapal.
5.
Pengambilan
hasil tangkapan (Anonim, 2009).
2.4
Jenis Ikan Yang Tertangkap
1.
Madidihang
(Yellowfin tuna)
2.
Tuna mata besar (Bigeye tuna)
3.
Cakalang
(Skipjack tuna)
4.
Ikan
layaran/Jangilus (Indo-Pacific sailfish)
5.
Tongkol
krai (Frigate tuna)
6.
Tongkol
como (Kawa-kawa/ Eastern little tuna)
7.
Tenggiri
(Narrow-barred Spanish mackerel)
8.
Cucut
botol (Longnose velvet dogfish)
9.
Cucut
martil/capingan (Scalloped Hammerhead
sharks, Wingehead)
10. Cucut lanjam (Spinner shark)
11. Layang/Benggol (Indian scad)
12. Selar kuning (Yellowstripe scad)
13. Sunglir (Rainbow runner)
14. Kwee (Bigeye trevally)
15. Tetengkek (Torpedo scad)
16. Layang deles (Shortfin scad)
17. Teri (Anchovies)
18. Japuh (Rainbow sardine)
19. Tembang (Goldstripe sardinella), dll (Septia, 2012).
Jenis
Penangkapan Ikan
Purse seine adalah alat yang digunakan untuk menangkap ikan
pelagis yang membentuk gerombolan. Purse seine disebut
juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana
“tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali
kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab
dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan
terbentuk pada tiap akhir penangkapan.
Purse seine biasa disebut juga
dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan
menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring kolor karena
pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang
gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara
menarik tali kolor tersebut.
Purse
seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan tali
kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring.
Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi
terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran
sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal. Biasanya
purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa bantuan kapal
pembantu.
Operasi Alat
Tangkap
Prinsip
menangkap ikan dengan purse seine adalah melingkari
gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding
vertikal, dengan demikian gerakan ikan ke arah horizontal dapat dihalangi.
Setelah itu bagian bawah jaring
dikerucutkan untuk mencegah ikan lari ke arah bawah jaring. Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan
jenis ikan yang akan ditangkap. Bahan Jaring purse seine adalah sintetic fiber
Teknik operasi dengan menggunakan
rumpon, yaitu dilakukan
pelingkaran jaring dengan menghadang arah renang ikan. Pada waktu melingkari gerombolan
ikan kapal dijalankan secepat mungkin, dengan tujuan agar gerombolan
ikan segera terkepung.
Setelah kedua tepi jaring bertemu maka dilakukan penarikan tali kolor dengan
maksud untuk mencegah ikan agar tidak lari ke arah bawah jaring. Sekarang ini
penarikan tali kolor ada yang menggunakan roller. Penarikan tubuh jaring, float line.
Ini ditarik jika bagian bawah jaring telah tertutup, dengan demikian semua
pemberat telah berada di atas kapal.
Proses terakhir adalah pengambilan
hasil tangkapan, penganmbilan ikan dengan menggunakan serok yang
berukuran besar.
Pada malam hari, penangkapan ikan biasanya
menggunakan alat bantu, yaitu lampu. Cahaya merangsang ikan dan menarik ikan
untuk berkumpul pada sumber cahaya tersebut atau juga disebutkan karena adanya
rangsangan cahaya, ikan kemudian memberikan responnya.
Menurut Irawan (2008) agar light
fishing dapat memberikan daya guna yang maksimal, maka diperlukan
syarat-syarat sebagai berikut :
·
Mampu mengumpulkan ikan yang berada pada
jarak jauh, baik secara horisontal maupun vertikal.
·
Ikan-ikan tersebut diupayakan berkumpul ke
sekitar sumber cahaya.
·
Setelah ikan terkumpul, hendaklah ikan-ikan
tersebut tetap senang berada dalam area sumber cahaya pada suatu jangka waktu
tertentu ( minimum sampai saat alat tangkap mulai beroperasi ).
·
Pada saat ikan-ikan tersebut berkumpul di
sekitar sumber cahaya, diupayakan semaksimal mungkin agar ikan-ikan tersebut
tidak melarikan diri ataupun menyebarkan diri.
Priadin
(2012) mengatakan, dilihat dari tempat penggunaannya dapat dibedakan antara
lain lampu yang dipergunakan di atas permukaan air dan lampu yang dipergunakan
di dalam air. Perbandingan antara lampu yang dipasang di atas permukaan
air dengan lampu yang digunakan di bawah permukaan air adalah sebagai berikut :
a.
Lampu yang dinyalakan di atas permukaan
air :
1.
Memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menarik ikan berkumpul.
2.
Kurang efisien dalam penggunaan cahaya,
karena sebagian cahaya akan diserap oleh udara, terpantul oleh permukaan
gelombang yang berubah-ubah dan diserap oleh air sebelum sampai kesuatu
kedalaman yang dimaksud dimana swiming layer ikan tersebut
berada.
3.
Diperlukan waktu yang lama supaya ikan dapat
naik ke permukaan air dan dalam masa penerangan, ikan-ikan tersebut kemungkinan
akan berserak.
4.
Setelah ikan-ikan berkumpul karena tertarik
oleh sumber cahaya dan berada di permukaan, sulit untuk menjaga ikan tetap
tenang, karena pantulan cahaya pada permukaan air yang terus bergerak.
b.
Lampu yang dinyalakan di bawah permukaan air
:
1. Waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan ikan lebih sedikit.
2. Cahaya
yang digunakan lebih efisien, cahaya tidak ada yang memantul ataupun diserap
oleh udara, dengan kata lain cahaya dapat dipergunakan hampir seluruhnya.
3. Ikan-ikan
yang bergerak menuju sumber cahaya dan berkumpul, lebih tenang dan tidak
berserakan, sehingga kemungkinan ikan yang tertangkap lebih banyak.
Penanganan
Hasil Tangkapan
Ikan
yang telah mengalami proses penangkapan merupakan bahan mentah yang sangat
rentan mengalami kerusakan. Oleh sebab itu perlu dilakukannnya penanganan untuk
mencegah atau memperlambat kerusakan yang terjadi, sehingga dapat memuaskan
para konsumen. Penanganan hasil tangkapan sangat penting dilakukan agar nilai
jual dari ikan pasca panen tidak rendah dikarenakan kondisi fisik ikan yang
sudah mengalami penurunan mutu.
Dari
data yang kami peroleh langsung Pelabuhan Besuki Situbondo, nelayan setempat
dari bagian kapal purse seine yang beroperasi memberi informasi bahwa tidak ada
penanganan ikan pasca penangkapan dilakukan, baik itu dengan pemberian es balok
untuk menjaga kualitas ikan ataupun dimasukkan ke dalam sebuah freezer atau
lemari pembeku. Hal ini dikarenakan ikan pasca tangkap oleh nelayan Pelabuhan
Besuki Situbondo langsung dijual kepada para pengepul dalam keadaan segar.Setelah
dari para pengepul tersebut ikan langsung dijual kepada para konsumen yang
berada di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Besuki Situbondo.
Perawatan Kapal
Dan Alat Tangkap
Kapal merupakan salah satu transportasi
utama yang mendukung proses penangkapan ikan, khususnya jenis purseine yang
dalam pengoperasisnnya dapat dilakukan dalam satu hingga dua kapal. Oleh karena
itu perawatan kapal sangat penting dilakukan secara berkesinambungan untuk
memperpanjang daya pakai dari kapal yang digunakan dalam pengoperasian purse
seine.
Perawatan kapal yang dilakukan oleh
kebanyakan masyarakat nelayan di Pelabuhan Besuki adalah sebelum keberangkatan
para nelayan melakukan pengecekan jaring alat tangkap. Apabila terdapat jaring yang sobek dilakukan penjahitan atau
penjurain pada jaring yang mengalami kerusakan akibat kesalahan atau kecelakaan
yang terjadi dalam pengoperasian, dan dilakukan pula pengecetan body kapal jika
warna dari kapal jenis purse seine yang digunakan untuk menangkap ikan tersebut
dirasa sudah pudar warnanya karena pengecetan juga bertujuan agar body kapal
tidak cepat rusak menyerap air. Perawatan kapal yang selanjutnya adalah melakukan
pengecekan mesin, dan memebersihkan mesin kapal serta mengganti bagian alat
yang sudah tidak layak untuk digunakan dan sudah rusak.
Kendala
Penangkapan Dengan Menggunakan Alat Tangkap
Berdasarkan anonim (2010), kendala yang dapat menghambat
proses pengkapan adalah angin yang kuat, gelombang besar, cuaca, terang bulan.
Berdasarkan hasil observasi dipelabuhan besuki situbondo
yang bias menjadi kendala proses penagkapan adalah kerusakan pada mesin dan
biasanya mesin mati ditengah perjalanan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Teknik
dan Cara Operasi Alat Tangkap.
http://frezeries.blogspot.com. Di
Akses 30 Mei 2012
Akses 30 Mei
2012
Ayodhyoa, A.U.
1972. Suatu Pengenalan Tentang Kapal
Ikan. Fakultas
Perikanan IPB. Bogor.
Fiqrin, 2010. Alat
Tangkap Purse Seine dan Bagin-bagianya.
http://fiqrin.wordpress.com. Di Akses 30 Mei 2012
Irawan, 2008. Cara
Peletakan alat Bantu Penagkapan Lampu.
http://irawan89.blogspot.com. Di Akses
30 Mei 2012
Akses 30 Mei
2012
Rahayu, Septia. 2012. Alat
Tangkap dan Ikan Yang Ditangkap.
http://rahayuseptia.blogspot.com. Di Akses 30 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar