Rabu, 03 Oktober 2012

BUDIDAYA TERIPANG


A.      BIOLOGI

Teripang atau trepang atau timun laut adalah istilah yang diberikan untuk hewan invertebrata Holothuroidea yang dapat dimakan. Teripang merupakan hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu.
Ia tersebar luas di lingkungan laut di seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat.
Klasifikasi Teripang
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Holothuroidea
Genus : Holothuria
Spesies :
 Holothuria indica
Ciri fisik
Bentuk badan memanjang mirip mentimun. Oleh karma itu, hewan ini biasa disebut mentimun laut atau sea cucumber. Mulut dan anus terdapat di kedua ujung badannya. Bagian punggun-nya berwarna abu-abu dengan pita putih atau kekuningan memanjang secara horizontal. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih dan berbintik-bintik hitam/gelap.
Pertumbuhan dan perkembangan
Teripang pasir dapat tumbuh sampai ukuran 40 cm dengan bobot 1,5 kg. Kematangan gonad hewan air berumah dua (diosis) ini pertama kali terjadi pada ukuran rata-rata 220 mm. Seekor teripang betina mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak hingga mencapai sekitar 1,9 juta butir telur. Daur hidup hewan ini dimulai dengan telur yang dibuahi yang akan menetas dalam waktu seitar 2 hari.
Di wilayah Indo-Pasifik, pada daerah terumbu yang tidak mengalami tekanan eksploitasi, kepadatan teripang bisa lebih dari 35 ekor per m2, dimana setiap individunya bisa memproses 80 gram berat kering sedimen setiap harinya.
Bagian tubuh teripang dan fungsinya
o   Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan
alatPenangkap dan pemangsa.
o   Stomach/perut : sebagai alat pencernaan.
o   Gonad : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil
hormon kelamin.
o   Saluran kelamin : berfungsi sebagai saluran menuju gonad.
o   Madreporit : Lempeng tali lapisan pada ujung saluran air.
o   Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsimenghubungkan Rongga mulut dan lambung.
o   Dorsal mesentery : berfungsi sebagai pembungkus
usus danMenggantungnya ke dinding tubuh pinggang.
o   Anus : mengeluarkan sisa metabolisme pada teripang.
o   Cloaca : sebagai alat pencernaan.
o   Intestin : sebagai alat pencernaan yang letaknya di antara
pilorushingga Usus

B.  TEKNIK BUDIDAYA

Metode yang digunakan untuk membudidayakan teripang (ketimun laut) yaitu dengan menggunakan metode penculture. Metode penculture adalah suatu usaha memelihara jenis hewan laut yang bersifat melata dengan cara memagari suatu areal perairan pantai seluas kemampuan atau seluas yang diinginkan sehingga seolah-olah terisolasi dari wilayah pantai lainnya.
Bahan yang digunakan ialah jaring (super-net) dengan mata jaring sebesar 0,5 – 1 inci atau dapat juga dengan bahan bambu (kisi-kisi). Dengan metode ini maka lokasi/areal yang dipagari tersebut akan terhindar dari hewan-hewan pemangsa (predator) dan sebaliknya hewan laut yang dipelihara tidak dapat keluar dari areal yang telah dipagari tersebut.
Pemasangan pagar untuk memelihara teripang, baik pagar bambu (kisi-kisi) ataupun jaring super net cukup setinggi 50 cm sampai 100 cm dari dasar perairan. Luas lokasi yang ideal penculture ini antara 500 – 1.000 m2.
a.    Sumber benih teripang
Benih teripang dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu :
·  Melakukan pemungutan dari alam dan
·  Dengan memelihara induk-induk teripang pada petak-petak di dalam area penculture.
Teripang yang dijadikan induk ialah yang sudah dewasa atau diperkirakan sudah dapat melakukan reproduksi dengan ukuran berkisar antara 20 – 25 cm. Sedangkan benih teripang alam yang baik untuk dibudidayakan dengan metoda penculture adalah yang memiliki berat antara 30 sampai 50 gram per ekor atau kira-kira memiliki panjang badan 5 cm sampai 7 cm. Pada ukuran tersebut benih teripang diperkirakan sudah lebih tahan melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
b.    Pengangkutan benih/induk
Di dalam hal budidaya teripang cara pengangkutan benih/ induk merupakan hal yang penting. Lebih-lebih apabila sumber benih/induk teripang yang akan dibudidayakan letaknya relatif jauh, sehingga diperlukan teknik yang baik didalam pengangkutan teripang tersebut agar tetap hidup sampai di lokasi budidaya.
Metode pengangkutan teripang agar dapat memberikan tingkat kehidupan yang tinggi adalah sebagai berikut:
·  Teripang dimasukan pada kantong plastik ukuran 2 liter dengan media air dan pasir. Sebelumnya kantong plastik digelembungkan untuk melihat kantong tersebut bocor atau tidak.
·  Kepadatan untuk masing-masing jenis adalah : untuk teripang putih dan teripang grido dengan berat antara 100-200 g adalah 3 ekor untuk setiap kantong, sedangkan untuk teripang jenis olok-olok 4 ekor untuk setiap kantong plastik.
c.    Padat penebaran
Teripang dapat hidup bergerombol dilempat yang terbatas. Oleh karena itu dalam usaha budidayanya dapat diperlakukan dengan padat penebaran yang tinggi. Untuk ukuran benih teripang sebesar 20 – 30 gram per ekor, padat penebaran berkisar antara 15 – 20 ekor per meter persegi, sedangkan untuk benih teripang sebesar 40 – 50 gram per ekor, padat penebarannya berkisar antara 10 – 15 ekor per meter persegi.
Waktu yang tepat untuk memulai usaha budidaya teripang disuatu lokasi tertentu ialah 2-3 bulan setelah waktu pemijahan teripang di alam (apabila menggunakan benih dari alam). Benih alam yang berumur 2 sampai 3 bulan diperkirakan sudah mencapai berat 20 – 50 gram per ekor.
d.    Panen
Pemungutan hasil panen dapat dilakukan setelah ukuran teripang berkisar antara 4 sampai 6 ekor per kg (market size). Untuk mendapatkan ukuran ini biasanya teripang dipelihara selama 6 – 7 bulan, dengan survival yang dicapai kurang lebih 80% dari total penebaran awal. Panen dilakukan pada pagi hari sewaktu air sedang surut dan sebelum teripang membenamkan diri. Panen dapat dilakukan secara bertahap yaitu dengan memilih teripang yang berukuran besar atau juga dapat dilakukan secara total, kemudian dilakukan seleksi menurut golongan ukuran.

C.  PENGELOLAAN AIR

Kriteria pengelolaan air yang cocok bagi budidaya teripang adalah sebagai berikut:
  1. Kondisi dasar perairan
Dasar perairan hendaknya berpasir, atau pasir berlumpur bercampur dengan pecahan-pecahan karang dan banyak terdapat tanaman air semacam rumput laut atau alang-alang laut.
  1. Salinitas
    Dengan kemampuan yang terbatas dalam pengaturan esmatik, teripang tidak dapat bertahan terhadap perubahah drastis atas salinitas (kadar garam). Salinitas yang cocok adalah antara 30 – 33 ppt.
  2. Kedalaman air
Di alam bebas teripang hidup pada kedalaman yang berbeda-beda menurut besarnya. Teripang muda tersebar di daerah pasang surut, setelah tambah besar pindah ke perairan yang dalam. Lokasi yang cocok bagi budidaya sebalknya pada kedalaman air laut 0,40 sampai 1,50 m pada air surut terendah.
  1. Kondisi lingkungan
Perairan sebaiknya harus memenuhi standard kualitas air laut yang baik bagi kehidupan teripang seperti
    • pH 6,5 – 8,5
    • Kecerahan air laut 50 cm
    • Kadar oksigen terlarut 4 – 8 ppm
    • Suhu air laut 20 – 25° Celcius
    • Disamping itu, lokasi harus bebas dari pencemaran seperti bahan organik, logam, minyak dan bahan-bahan beracun lainnya.

D.  MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN

Faktor makanan dalam pemeliharaan (budidaya teripang tidak menjadi masalah sebagaimana halnya hewan-hewan laut lainnya. Teripang dapat memperoleh makanannya dari alam, berupaplankton dan sisa-sisaendapan karang yang beracadi dasar laut. Namun demikian untuk lebih mempercepat pertumbuhan teripang dapat diberikan makanan tambahan berupa campuran dedak dan pupuk kandang (kotoran ayam).
Cara pemberian makanan tambahan tersebut adalah sebagai berikut :
  • Dedak halus dan kotoran ayam dicampur rata
  • Campuran dimasukkan kedalam kantong plastik
  • Kemudian direndam deism air laut sampai campuran menjadi lengket, lalu dibentuk menjadi gumpalan.
  • Gumpalan tersebut kemudian disebar merata kedalam kurungan.
Cara lain agar pupuk tidak hanyut dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Pupuk dimasukkan ke dalam karung plastik dan ditenggelamkan ditempat pemeliharaan.
  • Setelah kira-kira 10 hari akan muncul micro organisms sebagai makanan teripang.
Pemberian makanan tambahan sebaiknya dilakukan pada sore hari.. Hal ini disesuaikan dengan sifat hidup atau kebiasaan hidup dari teripang. Pada waktu siang hari teripang tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan pada malam hari, karena pada waktu siang hari ia akan membenamkan dirinya dibawah dasar pasir/karang pasir untuk beristirahat dan untuk menghindari/melindungi dirinya dari pemangsa/predator, sedangkan pada waktu malam hari ia akan lebih aktif mencari makanan, baik berupa plankton maupun sisa-sisa endapan karang yang berada didasar perairan tempat hidupnya.

E.  PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Jenis hama yang sering dijumpai datam kurungan teripang adalah kepiting, bulu babi, dan bintang laut. Pengendaliannya dengan pengambilan hama secara manual dengan periode tertentu. Sementara itu, jenis penyakit yang menyerang teripang dari famili Holothuroidae belum banyak diketahui karena budi dayanya masih belum berkembang.







DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Budidaya Teripang. http://ikanmania.wordpress.com, diakses tanggal 6 September 2012
Anonim, 2012. Budidaya Teripang (Hulothuria Scabra). http://www.kkp.co.id, diakses tanggal 6 September 2012
Anonim, 2012. Teripang. http://www.wikipedia.co.id, diakses tanggal 6 September 2012
Richocean, 2012. Teripang. http://richocean.wordpress.com, diakses tanggal 6 September 2012
Sandi, 2010. Budidaya Teripang Pasir. http://sandii.wordpress.com, diakses tanggal 6 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar